It's a different side of me
Life with all its sides...
Wednesday, December 29, 2004
Tuesday, December 28, 2004
Program Keluarga Bencana di Indonesia :(
Sedang digalakkan Program keluarga Bencana-kah di Indonesia ?? :(
Jika menilik dari kisah kaum2 terdahulu, kaum Nabi Nuh, Luth, yang diadzab oleh Allah karena tidak mengindahkan peringatan dari para Nabi tsb.
Esensi dari kisah2 tersebut:
bahkan bumi pun ikut merasakan sedihnya,
Tuesday, December 21, 2004
Pelajaran-pelajaran dari Ibu...
Friday, December 17, 2004
Mungkin seseorang harus jatuh dahulu agar mengerti bagaimana berhati-hati ?
"Buat apa sih kita sibuk2 berteori tentang hidup. Jalani aja hidup apa adanya. Nggak usahlah perduli teori2. Toh kalo memang kita harus berjalan, salah dan jatuh, kita akan mendapat pelajaran kita sendiri."
Intinya, belajar dari kesalahan dan kejatuhan. Belajar dari pengalaman.
Menurut saya, ada 2 cara dalam menjalani hidup. Pertama, hidup yang berdasarkan pada teori2, dan yang kedua, hidup yang dijalani saja tanpa perduli pada teori2. Kebanyakan sih, menggabungkan kedua cara itu. Ya iyalah, sekalipun nggak mau perduli aturan ataupun pengalaman orang, setidaknya orang masih mau belajar dari pengalamannya sendiri. Masak mau jatuh oleh batu yang sama ? Meskipun itu sangat mungkin.
Masalahnya, hidup itu bukan seperti bermain game, yang kalo gagal/mati bisa balik lagi. Selain itu, ada batasan waktu dalam hidup ini.
Is our time up ?
Teori berguna untuk membuat hidup kita mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Apalagi jika yang diaplikasikan adalah teori2 dari Allah SWT, dijamin bahagia dunia akhirat, deh.
"It's like holding a map in your hands. You'll know the best routes
to go, the routes to avoid, leading towards your Destination effectively and efficiently."
Bagimana sih perbandingan orang yang menjalani hidup berdasarkan teori2 dan yang belajar dari pengalaman (kalimat diplomatis untuk mengganti istilah 'nggak mau perduli teori2 yang udah ada') ?
'Ada untungnya gak sih jadi orang yang belajar dari pengalaman ?'
Orang yang beranggapan seperti pendapat saya yang di paling atas, ada sisi positifnya. Belajar sendiri dari kesalahan dan kejatuhan bisa menyebabkan seseorang jadi lebih menghargai kehati-hatian karena orang tersebut telah merasakan betapa sakitnya jatuh, betapa lamanya sembuhnya luka, dll dll. Ibaratnya orang nyetir mobil, kalo belum pernah tabrakan, pasti tingkat kewaspadaannya berbeda dengan yang sudah pernah tabrakan (dan selamat). *kalo gak selamat mah, beda critanya. hehe..*
Juga, sekalinya seseorang mendapat pelajaran dari pengalaman sendiri, pelajaran itu akan lebih kuat tertanam dalam dirinya dibandingkan yang hanya mengetahui pelajaran itu dari sekedar teori. Bagi pengendara mobil yang sudah pernah mengalami kecelakaan, sikap berhati-hati lebih tertanam dari pada yang belom pernah kecelakaan. Secara umum memang pengendara mengetahui bahwa berhati-hati itu perlu, tapi sejauh apa ? Berhati-hati yang bagaimana ? Gini ini sudah cukup berhati-hati belum? Belum tentu semua pengendara mengetahuinya.
Benar juga kata pepatah bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik.
So, kalo memang pengalaman adalah guru yang paling baik, dan bisa membuat orang menjadi lebih mantap tentang sebuah pelajaran kehidupan, kenapa enggak kita belajar aja dari pengalaman? Buat apa teori2?
Bentar! Ada sisi negatifnya juga cara belajar seperti itu.
Yaitu, belajar dari pengalaman membutuhkan waktu dan pengorbanan. Seperti contoh berjalan tanpa peta, yang tersesat-sesat dan lama nyampe ke tujuan. Mending kalo bisa nyampe ke tujuan yang diharapkan, kalo ternyata jatah waktunya habis ?
Kan sudah ada yang teorinya bahwa: kalo nyetir mesti hati2, jangan ngelamun, jangan kebut2an, harus waspada, taati peraturan lalu lintas, dll. Kalo kita nggak mau perduli teori2 itu, i.e. kebut2an, nggak waspada, dll akhirnya tabrakan. Memang pada akhirnya jadi tahu bahwa memang teori2 itu benar, tapi udah terlanjur celaka. Iya kalo selamat, kalo nggak ?
Mungkin untuk hal2 yang jauh dari nyawa, orang cenderung bakal menganggap enteng sebuah teori dan tetap melakukan sesuatu meskipun sudah mengetahui akibatnya.
Should we reinvent the wheel?
Dalam hidup, begitu banyak teori. Dari teori2 fisika, kimia, matematika, sampe dengan teori tentang hal2 yang berhubungan dengan hidup. Kalo teori tentang science lebih objektif dan relative lebih mudah untuk pembuktian kebenarannya, berbeda halnya dengan teori tentang kehidupan. Ini lebih subjektif dan lebih susah untuk pembuktikan kebenarannya.
Teori ttg kehidupan ? Menarik! Menurut saya. Karena saking subjektif dan tidak jelasnya itu.
Karena itu fokus pembahasan kali ini adalah berteori tentang kehidupan. Beberapa contoh diambil dari teori2 dari science, supaya lebih jelas penggambarannya.
Apa sih yang dimaksud teori di sini?
Istilah teori yang saya pakai di sini bukan yang dipakai secara strict pada konteksnya istilah2 konsep, hukum, postulat, epistemology, dll. *waks, apaan tuh! Tweoweoweow*
Istilah teori yang saya pakai di sini lebih kepada teori dalam konteks sehari2. Jika ada yang bilang, “Eh, katanya makan kemaleman bikin gemuk, lho!”, trus kita nimpalin, “ah, teori!”. Nah, konteks seperti inilah yang saya maksud.
Yang saya maksud dengan teori di sini adalah rumusan2 tentang sesuatu baik diperoleh dari hasil pengamatan, percobaan, pengalaman, maupun dari hukum Tuhan.
Dalam hal ini, teori dapat berasal dari aturan2 Agama, nasihat2 dari orang tua berdasarkan pengalaman mereka, nasihat dari orang2 yang telah mengalami sesuatu, aturan2 masyarakat, pelajaran dari pengalaman pribadi, dll.
Beberapa contoh teori: sebelum makan jeruk sarapan dulu, kalo enggak entar sakit perut! ; jangan merokok, nanti kena kanker paru2; kalo nyetir mesti berhati2 dan waspada; Jangan makan malem kemaleman, entar bikin gemuk! Sophia Latjuba itu nggak pernah makan malem lebih dari jam 7 malem! *dari 30 hr mencari cinta, :'*
Tingkat kebenaran teori
Teori dari manusia, tingkat validitasnya maksimal 99.99%. Kan diperolehnya dari pengamatan manusia, jadi ya, selalu saja bisa ada faktor2 yang tak terduga yang bisa mengubah validitas teori itu. Case by case. Contohnya teori tentang makan malem kemaleman. Meskipun pada umumnya memang makan malem kemaleman itu bikin gemuk, tapi ada kasus2 pencilan yang nggak. Ada temen yang biarpun makan malem semalem apa, tetep aja kurus. Apa jangan2 karena cacingan ???
Ada juga teori yang tingkat validitasnya 100%. Ini yang datangnya cuman dari Yang Di Atas. Jelas dong! Teori2 dari pembuat kehidupan gitu, loh! Kalo manual terbaik tentang sebuah mesin, pasti dari si pembuat mesin itu. Dia yang tau teori2 tentang mesin yang dibuatnya: untuk mencegah mesin panas, mesti diapain; untuk mencegah mesin berkarat, mesti diapain, dsb. Kalo manual terbaik tentang kehidupan ? Tentu saja dari Sang Pencipta kehidupan!
Teori dari YMK ini tepatnya dibilang hukum/peraturan kali, ya… Soalnya nggak diperoleh dari hasil pengamatan dan validitasnya 100%.
Contoh: Di Al Quran ada peraturan: “Janganlah mendekati Zina”. Sudah pasti tak diragukan lagi validitas peraturan ini. Jelas zina itu perbuatan buruk, jelas akibatnya buruk pula.
Kegunaan Teori
Teori itu kegunaannya:
1) Sebagai guidelines/petunjuk/penuntun supaya hidup lebih efektif dan efisien
Dalam hidup, teori itu bagaikan peta tentang sebuah daerah yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Tanpa peta, tentu saja kita masih bisa berjalan, tapi kemungkinan bakal tersesat2. Bisa saja kita peroleh dari orang yang sudah pernah ke daerah itu, bahwa di 100 m dari perempatan itu bakal ada rumah makan, 1 km dari situ bakal ada hotel, dll.
Bayangkan jika kita nggak tau sebelumnya bahwa makan kemaleman itu bikin gemuk, jika merokok itu nggak baik, jika minum minuman keras itu memabukkan dan menghilangkan akal, dll. Udah kemana-mana dulu, baru membuktikan bahwa semuanya itu nggak baik. Iya kalo nggak terus tersesat dan nggak bisa kembali. Waktu bakal habis di ‘jalan’, hanya untuk membuktikan bahwa ternyata teori2 itu benar.
2) Sebagai referensi untuk menuju keadaan yang lebih baik, supaya kita nggak stuck dengan re-inventing the wheel.
Contoh: teori2 ttg hukum termodinamika menjadi dasar terciptanya mesin kalor, yang kemudian menjadi dasar terciptanya mobil, pesawat, kulkas, dll.
Kalo pencipta2 jaman dulu nggak mau perduli dengan teori termodinamika yang sudah ada, mereka bakal tetep aja mentok sama pembuktian teori termo over and over again. Gak maju2 buat nemuin pengembangan dari teori itu.
Wednesday, December 08, 2004
falling objects are killing
Wednesday, December 01, 2004
tukang kursi == chair man ???
Abis presentasi, trus poto2....
Beberapa komentar ttg acara tadi: