Thursday, October 27, 2005

You are not alone....

Solidaritas adalah salah satu aspek yang diajarkan oleh ibadah dalam bulan Ramadhan, selain aspek2 lainnya, misalnya aspek kesehatan, jasmani, rohani, dll. Ibadah Ramadhan di sini bukan hanya meliputi puasanya saja, namun juga ibadah2 lainnya yang dianjurkan dalam bulan ini.

Solidaritas yang bagaimanakah ?
Contoh kasus: hal kemiskinan.
Seakan2, bersimpati ataupun menolong saja belum cukup. Telah ada scheme infaq, zakat, dan shodaqoh dalam Islam. Namun... sepertinya semua itu belum cukup.

Bulan Ramadhan bagai mengajarkan kita (red: umat Islam) untuk ikut menyelami keadaan mereka yang kekurangan; bukan hanya dengan melihat ataupun membahas secara teori, tapi dengan benar2 ikut merasakan sendiri keadaan itu. Merasakan sendiri:
- bagaimana rasanya kelaparan dan kehausan seharian,
- bagaimana rasanya fisik yang melemah karena kekurangan asupan energi,
- bagaimana rasanya diiming-imingi pemandangan makanan lezat ketika sedang lapar namun hanya mampu melihat makanan2 itu saja,
- dan lain2nya.

Tentu saja hal2 diatas baru termasuk keadaan minimum yang dirasakan oleh mereka yang kekurangan. Kenyataannya, yang mereka alami lebih parah dari sekedar simulasi yang kita rasakan pada saat berpuasa. Puasa kita, saya tepatnya, tidak makan hanya di waktu siang hari, paginya dapat bersahur dan ketika maghrib pun dapat berbuka, alhamdulillah. Namun mereka ? Waktu sahur pun belum pasti mereka punya, apalagi berbuka, entah kapan...
Hey, we don't seek your help! We just need you to stand on our shoes, and you'll understand!
Yap, solidaritas bukanlah hal yang bisa dipelajari secara teori, apalagi cuman melihat ataupun mendengar tapi harus didasari oleh keikutsertaan, mengalami sendiri, hands-on experience. Setidaknya begitulah yang saya sadari.

Tentu saja solidaritas yang hendak diajarkan dalam bulan Ramadhan ini tidak hanya berlaku dalam hal kemiskinan, namun juga dalam banyak keadaan minoritas.

Bukan hanya orang miskin saja yang harus menahan nafsunya ketika melihat makanan lezat namun hanya mampu melihat saja, namun juga orang yang sedang sakit dengan banyak larangan makanan, tak peduli mereka miskin atau kaya; demikian pula orang yang hidup di negeri yang mayoritas makanannya tak halal. *wink :D*

Singkatnya,

Dalam bulan Ramadhan ini,
-jika di bulan2 lainnya hanya mereka2 yang kurang beruntung yang kekurangan makan, dalam bulan ini banyak yang menemaninya,
-jika di bulan2 lainnya hanya beberapa yang kurang waktu istirahat malamnya, dalam bulan ini banyak yang menemaninya,
-jika di bulan2 lainnya hanya sedikit yang menghidupkan masjid, dalam bulan ini banyak yang menemaninya,
- jika di bulan2 lainnya hanya sedikit yang berdiet, dalam bulan ini akan banyak yang menemaninya :D *tambahan gak penting, tapi bener juga, sih :D*

Hari ini, Ramadhan sudah hampir berakhir - 7 hari lagi.
Masihkah kita saling menemani selepas Ramadhan nanti ?
Sebuah pertanyaan bagi diri sendiri...

Wednesday, October 19, 2005

Fresh Dates



Pernah liat kurma segar ?
Tuh, gambarnya.
Kayak kelapa, ya ? Tapi miniaturnya.
Wajar saja, kan termasuk sebangsa palem - paleman, palmaceae (?).
Mungkin, kalau kelapa dibonsai jadinya mirip itu kali, ya.

Kulitnya tebal, rasanya manis, tapi tidak se 'pekat' rasa manis kurma2 biasanya. Manis, segar dan banyak airnya; mungkin mirip rasa bengkuang, tapi lebih manis.

Pernah juga melihat kurma segar, tapi tidak sesegar yang ini, lebih tua sedikit mungkin. Cuman tidak setua yang biasanya. Enak juga rasanya, tidak terlalu manis.

Apakah kurma2 yang biasanya itu berasal dari kurma segar yang menjadi tua secara alami, ataukah mengalami proses pengolahan seperti dulu, misalnya seperti proses pembuatan manisan (dehydrated) ?
Kalau memang prosesnya adalah penuaan alami, butuh brapa lama ? Sebab kurma segar itu wujudnya jauh dari kurma yang biasanya, cuman bijinya saja yang wujudnya sama.

Thursday, October 06, 2005

Ramadhan Hari Pertama

Masjid Abdul Hamid Kg. Pasiran













Alhamdulillah, masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan kali ini.
Alhamdulillah juga kali ini kantor dekat dengan sebuah Masjid, jadi nggak repot2 kalo mau buka dan trawih. Masjid itu bernama Masjid Abdul Hamid Kampung Pasiran. Masjid yang indah ini terletak hampir bersebelahan dengan kantor pajak. *Ibu2 kantor pajak, pada ke Al Falah ya ?*
Tempatnya memang agak tersembunyi, tidak ditepi jalan besar; tersembunyi diantara private houses di disekitarnya.

Sebenarnya Masjid ini sudah lama berdiri, kabarnya sejak 1983, akan tetapi saya baru mengetahui keberadaannya pada awal tahun ini; ketika ibu2 kantor pajak min62 mulai bekerja. Tapi sebelumnya sudah punya filing bahwa ada masjid di sekitar situ. Yah, saking tersembunyinya tempatnya, jadi susah juga nemuinnya kalo nggak familiar dengan daerah situ.

Masjidnya nggak terlalu besar, tapi indah, bersih dan canggih. Cukup terkagum-kagum juga ketika pertama kali mengunjungi masjid itu. Meskipun kecil, tapi canggih. Di lantai atas, ada 2 buah LCD screen untuk merelay acara ceramah di lantai bawahnya. Juga, masjid ini lumayan aktif kegiatannya; tiap minggu biasanya ada ceramah, biasanya sebelum sholat maghrib, ada kursus baca Qur'an, dll. Wah, kagum deh, meskipun kecil dan sering sepi pengunjung, ta'mir nya tetap semangat menghidupkan masjid. *terharu*

Di luar juga dilengkapi kamera CCTV untuk security. Trus ber-AC; tapi AC nya jarang di idupin, sih.. occasionally aja. Nah, yang keren ituuu.. kamar mandi/tempat wudlu nya ! Semua yang sudah pernah ke sana pasti terkagum2 sama tempat wudlu nya. Pancuran airnya terbuat dari bahan mika yang keluar dari dinding2 bebatuan. Jadi kesannya artistik banget. Sirkulasi udara di ruang kamar mandinya juga bagus jadi tidak pengap; exhaust fan-nya berfungsi baik tampaknya.

Selama Ramadhan, masjid ini menyelenggarakan buka puasa dan tarawih bersama pula. Pada hari pertama puasa kemaren, yang ikut berbuka di bagian putrinya cuman sedikit, sekitar 10 orang. Sebagian besar adalah ibu2. Dan tampaknya diantara mereka sudah saling mengenal satu sama lain; mungkin sejak Ramadhan taun2 sebelumnya sudah biasa bertemu di situ.

Alhasil kemaren adalah hari pertama saya ikutan buka bersama di sana. Agak2 kikuk juga, abis nggak kenal sapa2. Ya udah, senyam senyum aja deh. Ibu2 itu ramah2, kok. Entah kenapa tiba2 sesi buka puasa kemaren jadi ajang interview terhadap diriku. Pertanyaannya mulai dari, asal dari mana, kerja di mana, sampai dengan nanya, udah punya pacar apa belom. Gubrak deh.. hahaha... Waduh, mo dijodohin ya mak cik ? :D
Oh iya, mereka bilang aku gak ada tampang orang Indo, dan mereka cukup terkejut waktu aku bilang aku orang Indo. Waks, tampang mana nih ? Malah ada yg mengira aku orang Vietnam, huehehe... keren dong... :D Tapi kebanyakan sih ngira aku orang asli sini. huhuy... bisa deh dapet PR :)) Hmm.. apa iya ya?

Kemaren juga ada seorang ibu dari Iran yang gak bisa berbahasa Malay. Menurut ibu ini, aku bertampang seorang teacher. Wahaha... tampang wise dong... Langsung kujawab, oh, saya bukan teacher, kok. Hmm, tajem juga nih filingnya ibu ini. Saya ngajar sih bu, tapi bukan teacher, melainkan lab. tutor :D Gak beda ya? hahaha..
Ibu ini dulunya dosen di sebuah univ di Iran, tapi sekarang berhijrah ke sini ikut suami. Anaknya ternyata baru masuk NTU. Akhirnya ngobrol2 lah kita. Wah, ibu ini tampaknya seorang pemerhati lingkungan sekitar, kami ngobrol2 mulai dari sistem pendidikan Sgp sampe dengan pemboman di Bali. Berat bow topiknya.. :D

Oh iya, tarawih di mesjid ini rakaatnya 23, dan sebelum tarawih ada kultumnya in malays. Mulai sekitar 8.30, berakhir jam 10 pm. Semalem AC nya dinyalain, sampe kedinginan buanget.

Wah, seru juga deh buka di mesjid ini. Biasanya sih tempat berbuka favorit adalah Al Falah, Orchard. Entar2 deh ya temen2, kalo wiken, insyaAllah.

Owke deh...
Buat Semuanya, Saya ingin mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.
Maafkan atas segala kesalahan dan kekhilafan, baik yang disengaja ataupun tidak.
Dan selamat menunaikan ibadah di bulan yang suci ini, semoga sukses menggapai keridlo'an-Nya. Amiin...


Alhamdulillah, atas segala kemudahan...