Tuesday, September 28, 2004

Cinta vs Nafsu

Apa ya beda 'Cinta' dan 'Nafsu' ?
Apakah semua Cinta itu selalui disertai dengan Nafsu ?
Apakah benar2 ada istilah Cinta tanpa harus memiliki ?

Pernah saya ber-bincang2 dengan seorang teman, Reni, tentang beda Cinta dan Nafsu. Tulisan di bawah ini sebagiannya berasal dari hasil diskusi kami, yang kemudian saya extend dan tambahi dengan contoh2 untuk mengilustrasikannya. Ren, cmiiw, yak.

Apaan sih 'Cinta' itu?

Cinta, sering kali diasosiasikan dalam konteks hubungan antara cowok dan cewek. Akan tetapi, sebenarnya definisi cinta itu lebih luas daripada sekedar konteks tadi.
Cinta, secara general, mungkin dapat didefinisikan sebagai sebuah kecenderungan kepada sesuatu/seseorang, yang dapat menyebabkan munculnya total devotion, rela berkorban dan lain lain demi seseorang/sesuatu yang dicintainya itu.
Contoh2 bentuk cinta:
Cinta kepada Allah swt, cinta kepada orang tua, cinta kepada tanah air, cinta kepada saudara, dll.

Bagaimanakah bedanya 'Cinta' dan 'Nafsu' ?

1. Cinta adalah sesuatu yang fitrah alias sesuatu yang telah kodratnya dianugerahkan kepada manusia.
Beda halnya dengan nafsu. Nafsu itu adalah faktor buruk yang harus dikekang dan ini adalah pengaruh dari syetan.
Sesuatu yang fitrah, jika berlebihan atau terjadi pada saat/tempat yang tidak tepat, berubah menjadi sesuatu yang disebut nafsu.
Contoh:
kebutuhan makan adalah fitrah, namun keinginan makan yang berlebihan membuatnya menjadi sesuatu yang disebut nafsu. Demikian halnya keinginan makan pada saat yang tidak tepat, contoh pada saat berpuasa, adalah godaan nafsu.

2. Cinta itu mendorong kepada kebaikan sedangkan nafsu itu mendorong pada keburukan.
Cinta selalu menginginkan kebaikan kepada sesuatu/seseorang yang dicintainya, tanpa pamrih. Sedangkan nafsu itu sifatnya egois, hubungannya bersifat searah dan exploitatif.
Contoh jelas dari Cinta adalah, hubungan antara Ibu dan anaknya *asumsi: Ibu pasti mencintai anaknya dong... kecuali Ibu yang agak2 gimana... gitu...* Ibu mencintai anaknya. Ibu pasti menginginkan segala yang terbaik untuk anaknya, tanpa pamrih. Di sini terlihat bagaimana yang namanya 'cinta' itu, bukan? Bagaimana dengan nafsu ? Contoh konkritnya ?

Mari kita masukkan contoh unsur nafsu dalam hubungan ibu-anak tadi.
Suatu ketika, sang anak memperoleh beasiswa belajar ke luar negeri. Sang ibu pun keberatan, dengan alasan semata2 karena sang ibu tak ingin berpisah dari anaknya. Dan kemudian, ibu itu pun melarang anaknya untuk sekolah ke luar negeri.

Tindakan sang ibu untuk melarang sang anak pergi adalah contoh 'nafsu', karena ia hanya mempedulikan kepentingan dirinya saja tanpa menyadari bahwa anaknya berhak memperoleh sesuatu yang baik. Lagi2 nafsu ini berasal dari cinta ibu, yang asalnya adalah fitrah, menjadi sesuatu yang berlebihan sehingga bersifat posesif, nafsu.
Anak yang cinta pada ibunya akan ridla melaksanakan keinginan ibunya, meskipun sadar bahwa ia akan kehilangan sebuah kesempatan yang sangat berharga.

Contoh yang lain adalah Cinta dalam hubungan cowok dan cewek.
Jika A mencintai B, maka A akan menghendaki segala yang terbaik bagi B. Termasuk tidak akan menyebabkan hubungan mereka menjadi sesuatu yang berdosa/membawa kemudharatan. Hubungan percintaan cowok dan cewek inilah yang sering kali disusupi oleh faktor nafsu, contoh: keinginan untuk sesering mungkin bertemu, keinginan untuk selalu berdua2an, mesra2an *baik offline maupun online, hehe..* dll. *Maksud saya, kalo keduanya belom menikah lho, ya. Kalo udah menikah mah mo ketemuan berdua2an kapan aja sih, sah-sah sazzzaa... *
Kalo dari kacamata agama Islam, jelas aktifitas yang sering berdua2an pada pasangan yang belom menikah bertentangan dengan norma2. Padahal cinta yang fitrah, pasti menginginkan yang terbaik bagi yang dicintainya. Dan tentunya tidak menginginkan pasangannya mendapat dosa atas aktifitas hubungan mereka, bukan ?

Bagaimana halnya dari kacamata general, apakah keinginan selalu bersama/berdua ini salah juga?
Hmm.. secara logika, jelas mengganggu aktifitas sehari2 dong. Apa2 selalu terganggu oleh tagihan jadwal rutin untuk selalu bersama. Tak ada kebebasan, padahal tidak ada ikatan resminya. Kan nggak asik. hehehe...

Bagaimana dengan sebuah pepatah: Cinta tanpa harus memiliki ?

Bener nggak sih ada ?
Well, berdasarkan uraian2 di atas, sepertinya bisa-bisa aja, tuh.

Contohnya cinta antara ibu-anak tadi. Demi kebaikan anak, ibu pun rela untuk berpisah, alias tidak memiliki sang anak untuk sementara. Tuh, kan.. bisa..

Contoh berikutnya:
Cinta para pahlawan pada tanah air. Demi cintanya pada tanah air, para pahlawan pun rela untuk mengorbankan jiwa raganya demi kebaikan tanah airnya, kemerdekaan. Meski kemudian ia tak sempat untuk memiliki tanah airnya yang telah diperjuangkannya *karena telah gugur*, tapi mereka rela. Semua.. karena cinta... *lagunya Indon Idol*

Contoh yang lainnya?
Cinta antara A dan B? Bisa lahhh... ayo, dipikirin sendiri. hehehe...

Demikianlah sekedar uraian, semoga bisa menjadi renungan.

Friday, September 24, 2004

Daffo's Human Chemistry Theory (part 1)

Introduction

'Chemistry'. Secara umum, istilah ini dipakai untuk menyatakan kecenderungan yg mendasari hubungan antar manusia. Namun istilah ini kemudian lebih banyak diasosiasikan dengan sebuah kecenderungan yang mendasari hubungan percintaan cowok dan cewek.

Bagi yang belom tau, 'chemistry' inilah yang menyebabkan mengapa si A bisa cocok bergaul dengan si B, tapi selalu bertengkar dan tidak cocok dengan si C. Artinya antara A dan B terdapat sebuah 'chemistry' yang menyebabkan entah kenapa kok A sama B ini bisa cocok, sedangkan antara A dan C terdapat pula 'chemistry' yang menyebabkan ketidakcocokan.

Demikian pula halnya dalam cinta-cintaan, itu tuh, istilahnya anak muda jaman sekarang.
Chemistry juga inilah yang menyebabkan kenapa si A bisa suka sama si B, tapi tidak pada C, D, E, F, dan seterusnya. Tapi si A sebenernya suka juga sama orang2 yang bertipe seperti si B tadi. Makanya kadang sering kita dengar, "wah, dia mah bukan tipe gue". Jadi, seseorang bisa suka pada sekelompok orang yang memiliki sebuah tipe tertentu.

Kok bisa gitu, ya ??? Bagaimanakah kira2 penjelasan atas fenomena ini?
Demikian ini adalah hasil analisis saya, yang diperoleh dari hasil pengamatan lingkungan, pengalaman pribadi dan beberapa diskusi.

Daffo's Human Chemistry Theory - part 1

'Chemistry', yang dari asal katanya saja sudah merefer kepada nama sebuah cabang ilmu pengetahuan 'Chemistry' atau 'Kimia', maka teori2 yang akan saya gunakan untuk menjelaskan fenomena2 akan banyak merefer kepada teori2 dalam ilmu kimia ini.

Mengapa seseorang bisa memiliki rasa 'suka' terhadap seseorang/beberapa orang tertentu lainnya?

Bahwa seperti halnya unsur2/senyawa2 kimia, manusia juga memiliki afinitas (daya ikat) terhadap manusia tertentu lainnya. Contoh yang terjadi dalam dunia unsur/senyawa (level mikro): unsur emas (Aurum) hanya bisa bereaksi dengan air raja (aquaregia), sedangkan emas inert thd zat lain, asam sekalipun. Demikian halnya pada manusia. Manusia yg satu bisa suka sama yang lain, karena adanya sifat chemistry semacam yang terjadi pada level mikro tersebut. Jika pada level mikro, afinitas terjadi karena adanya daya ikat elektron2, maka masih agak misterius apa yg menyebabkan chemistry pada manusia ini. dan chemistry level mikro ini bukannya tidak mungkin di apply dalam kehidupan manusia yang notabene adalah level makronya. bukankah manusia juga tersusun oleh unsur2 pada level mikronya ?

Chemistry yang terjadi pada manusia ini, Human Chemistry, bahkan bisa bekerja meskipun tanpa adanya interaksi fisik. Ini diperoleh dari hasil pengamatan pada beberapa objek studi, yang dalam hal ini terlibat dalam sebuah hubungan yang didasari chemistry meskipun belom pernah bertemu. Dan satu lagi, human chemistry ini tak seperti chemistry level mikro, bisa searah (one-sided chemistry), i.e. yang satu suka, tapi yang satunya lagi belom tentu suka. Pada chemistry level mikro, affinitas selalu berlangsung dua arah, affinitas A yang tinggi thd B, juga berarti affinitas B yang tinggi juga thd A. *cmiiw*

Apakah chemistry ini sifatnya one-to-one mapping ataukah one-to-a-group relation?

Maksudnya, apakah chemistry pada manusia terjadi secara unique, si A bisa dan hanya bisa suka pada si B, tidak pada yang lain siapapun juga ?
Jika pada sifat unsur2/senyawa, affinitas tidak hanya terjadi thd satu jenis unsur lain, tapi juga bisa pada segolongan unsur. Nyatanya affinitas unsur2 dalam sebuah golongan yang sama (dalam sistem periodik) bekerja thd unsur2 anggota dari sebuah golongan yang lainnya. Hal ini dalam Human Chemistry, golongan ini dapat dianalogikan dengan tipe. Itu lah kenapa seseorang biasanya punya tipe2 orang yg bisa membuat dia suka. Karenanya sering kita dengar kalimat, "wah, dia mah bukan tipe gue!"
Singkatnya: it could be one to a group relationship. Lesson learnt: it is not the end of the world when you can't get somebody who you really like. There are plenty out there that can match you.

Bisakah 2 orang yang memiliki chemistry berteman/bersahabat secara purely?

Teringat pernah menjumpai topik ini di buletin board nya friendster, tepatnya mempertanyakan 'apakah mungkin cowok dan cewek berteman ?'
Teori human chemistry ini bisa menjawabnya.
Bisa saja cowok dan cewek berteman, bahkan bersahabat purely, asalkan diantara mereka tidak ada chemistry cinta diantara mereka. Seperti halnya emas dan asam, meskipun emas tercelup dan di-aduk2 dalam larutan asam, tidak akan terjadi reaksi pada mereka.

Pada 2 orang yg memiliki chemistry, akan sulit untuk benar2 berteman secara murni.
Ini sama halnya mempertanyakan hal ini: apakah mungkin mendekatkan dua jenis unsur/senyawa A dan B yang telah diketahui akan bereaksi jika dicampurkan ? Jawabannya: mendekatkan keduanya adalah sangat beresiko. Tanpa shielding yang benar2 aman, kemungkinan terjadinya percampuran adalah sangat besar. Bisa saja setetes zat A tanpa sengaja jatuh ke dalam botol B, karena adanya faktor eksternal.
Pada level makronya, pertemanan antara A dan B yang diketahui telah memiliki chemistry, akan sangat2 tidak murni. Pasti ada kalanya *dan dijamin sering* terjadi persinggungan-persinggungan di relung hati. *wataw.. bahasanya...*

Apakah salah memiliki chemistry terhadap seseorang ?

Chemistry cinta, terhadap seseorang adalah fitrah. It's inherently created to human. Akan tetapi, apakah chemistry itu terjadi pada saat dan tempat yang tepat ? Itulah yang menjadi masalah. Sama halnya seperti: Kita tau bahwa zat A dan B akan bereaksi hebat jika dicampurkan, sedangkan reaksi ini tidak/belom diinginkan terjadinya (e.g. misalnya reaksi nuklir hanya tepat bila terjadi dalam reaktor nuklir dan berbahaya jika terjadi di dalam kelas). Reaksi antara A dan B tidak dilarang, akan tetapi harus terjadi dalam reaktor nuklir, dan diatur dengan timing yang tepat sehingga reaksinya justru menjadi sesuatu yang berguna.

Dalam hal ini, pada level makronya: A dan B boleh memiliki chemistry, tapi harus melihat situasi dan kondisi apakah sudah memungkinkan untuk ditindak lanjuti. Jika belom, daripada menyebabkan hal2 yang tidak diinginkan, lebih baik dicegah saja dulu.

Karena itulah, kalo ada chemistry, dan tidak mau diteruskan akibat chemistrynya ini, sebisanya hubungannya dibatasi. maka jika ingin mencegah reaksi tsb, sebisa mungkin zat A dan B di shield seaman mungkin. Dicegah kontak antara A dan B ini tadi. Siapa yg bisa menjamin jika zat A dan B dibiarkan di tempat terbuka tidak akan bercampur ? Bisa saja karena hembusan angin, setetes zat A akan mampir ke tempat zat B ?
Juga pada manusia, siapa yang bisa menjamin jika kontak2 pertemanan diteruskan, akan menyebabkan chemistry berkembang menjadi reaksi yang tak diinginkan ?

Ada beberapa cara supaya zat A dan B bisa didekatkan tanpa kuwatir terjadi reaksi. pertama: merubah sifat unsur dari A supaya tidak punya afinitas lagi thd B. Tapi ini artinya, dalam level makronya berarti supaya A dan B yang punya chemistry bisa berteman murni, salah satu ato keduanya harus ter-attach pada yang lain. Yah, tapi ini mah tidak memecahkan masalah sebenernya. Cuman mengalihkan inti hubungan saja. Cara kedua adalah: Completely shielding. Memutus kontak antara A dan B completely. Tega2an sih, ini... cuman ya, pilih mana, resiko ditanggung penumpang.
Cara lainnya? hmm... kok kayaknya belom terpikir ya. hehehe...
Ada nggak ya cara lainnya ? hmm... yang lebih mahal sih, banyak...
ada nggak ya ??? hmm.. yang lebih mahal banyak...
*lho, kok jadi iklan Hit*

------ to be continued -------
*)
Penulis adalah mahasiswa program pascapanen double degree Jurusan Filsafat dan Robotik pada University of Outer Space, dan merupakan wartawan lepas pada harian Lepas Kontrol, dan merupakan editor tetap pada harian yang Editik dot Bayi (cucu dari cucu dari cicit perusahaannya Detik dot kom)
Bidang riset filsafat: Filsafat Psikologi-Humanis dengan Pendekatan Sains dalam Koridor Islam.

*wakakaka.... udah mirip kayak di koran2 gitu, gak ???*
*dipublish atas permintaan beberapa pihak*
*teori2 kimianya dipake agak2 loosely, soalnya udah lupa2 inget euy, udah beberapa tahun yang lalu... cmiiw*

Wednesday, September 22, 2004

Daffodils flower




As she ever promised me in my tag board, a friend of mine, Istih, sent the pictures of daffodils flower. It's taken from New Zealand, rite stih ?

Thanks for the pictures, stih...

Below is a poem about daffodils, sent by faj. Thanks faj, for the poem.

in time of daffodils
(who know the goal of living is to grow)
forgetting why,remember how
in time of lilacs who proclaimthe aim of waking is to dream,
remember so, forgetting seem..
in time of roses
(who amaze our now and here with paradise)
forgetting if, remember yes
in time of all sweet things beyond whatever mind may comprehend,
remember seek (forgetting find)
and in a mystery to be(when time from time shall set us free)
forgetting me, remember me

e. e. cummings

Monday, September 20, 2004

Second round of Presidential Election


The second round of Indonesian Presidential election is being carried out today.
Hmm... actually, I am not quite sure who to choose among the candidates.
Well, but as a good citizen, I did vote anyway...

Mega:
Well, what can I say about it...
We have seen all the bad and good sides of her govermence.
Shortly, the facts speak for themselves.

SBY:
hmm... his main objective is to make 'changes'.
Dunno what kind of changes he is aiming, good or bad, not proven yet...
One thing that made me worried about him is that he is from military. Military doesn't sound good to me, coz it is associated with domination, power-utilizing, non-democratic, etc.
Yeah, hopefully it won't go that way.

Hopefully, whoever wins the presidential chairs will bring this nation to a better life.

Tuesday, September 07, 2004

Kepercayaan dan Tanggung Jawab

Lagi suka sama sebuah quotes bikinan sendiri:

"Buktikan padaku bahwa ku bisa mempercayaimu, agar ku bisa melepaskanmu"

Kenapa ya?
Soalnya quote tadi sebenernya mempunyai makna yang dalam.
Di dalamnya ada rasa tanggung jawab, kekhawatiran, ketidakpercayaan, dan perlunya akan adanya pembuktian.

Tanggung jawab
Sebenernya inti maksud dari quote di atas adalah keinginan sebuah pihak untuk dapat melepaskan tanggung jawab atas pihak lain, agar pihak lain ini dapat bertanggungjawab kepada dirinya sendiri (dan Tuhan).

Kekhawatiran dan ketidakpercayaan
Lepas-melepas tanggung jawab ini mengandung unsur kekhawatiran. 'Kekhawatiran' ini tergantung pada beberapa faktor, antara lain: derajat keseriusan dari pihak yang akan melepas tanggungjawab serta resiko/akibat yang mungkin terjadi.
Contoh kasus: Seorang dokter senior tentu saja tidak akan dengan mudahnya mempercayai dokter trainee nya untuk menangani kasus penyakit serius, karena resikonya besar. Juga, tergantung apakah dokter ini serius dengan keputusannya melepas tanggungjawab, ada dokter yg strict ada yang loose, it depends...

Pembuktian
Untuk itu, pihak yang akan dilepas harus dapat membuktikan bahwa dirinya benar2 telah siap untuk dilepas.
Caranya? Dengan bukti nyata, dong.
Contoh: Untuk meyakinkan dokter senior bahwa dirinya bisa diserahi tanggungjawab untuk menangani pasien yg kritis, dokter trainee harus membuktikan bahwa dirinya capable.
Intinya: BUKTI! Bukan janji. Bukan hanya dengan kata-kata, "ya, dok, saya bisa!", tapi juga harus dibuktikan dengan bukti nyata praktik di lapangan. Mana bisa dokter senior melepas dokter trainee yang sering kali salah kasih obat ke pasien, sering melanggar prosedur, dll. Yang penting BUKTI-nya.

Sepertinya quote ini cocok untuk dipakai di mana-mana, contoh:
1. dari orangtua kepada anaknya
2. dari kakak pada adeknya
3. dari supervisor FYP kepada student FYP nya
4. dari teman yang care pada teman lainnya
5. dari pemimpin kepada anak buahnya
6. dan laen - laen dah....

*kok ada-ada aja, sih yang dipikirin!*

Wednesday, September 01, 2004

Is HandPhoneless that HoPeless ?

It's been 4 days I live without you.... *handphone lah hay !*
Since Sunday, my handphone went off and never woke up until today.
Yeah, may be it deserves its retirement now as it has accompanied me for about 4 years, my N3310. It never gave me any major problems, but only battery leakage problem. Yeah, it's a faithful servant *and I am a faithful user too..!*

Let's see how long I could survive without handphone! hehehe...
Of course there's something missing in my daily life: one of my means of communication.

Am I that dependent to my handphone ?
May be the answer is: not really.
Let's see how the coverage of the means-of-communication in my daily life is:
At home, I am contactable through my homephone and the Internet - emails, messengers are always on.
In my office/lab, I am contactable through my office phone number and the Internet - emails only, no messenger :(
In fact, I am always surrounded by several means of communication. Do I still need HP ?
There are 3 reasons why I still need HP:
1. to cover the communication line when I am on the move. Of course! that's why mobile phone is created.
2. to function as watch. Well, I don't have watch now... so, I am experiencing time-missorientation these days.
3. to serve as emergency tool. Just like yesterday, there's MRT-line broke down, and it's along my way home. Luckily, I happened to know other alternative transportation leading to my home, by bus. If not, may be I have to come back to office, search the Internet on the bus routes first. Oww.. so troublesome!

From my side, may be I don't really need HP urgently, yet... not sure for other people's side. At least the following people are going to be affected:
1. My supervisor and project officer *hehehe... it's bad.. but also good for me ;)*
2. My FYP students *it's good for me too... ;)*
3. My parents *they used to contact me through SMSes*

Oh, well... will try to fix the problem soon.