Tuesday, September 07, 2004

Kepercayaan dan Tanggung Jawab

Lagi suka sama sebuah quotes bikinan sendiri:

"Buktikan padaku bahwa ku bisa mempercayaimu, agar ku bisa melepaskanmu"

Kenapa ya?
Soalnya quote tadi sebenernya mempunyai makna yang dalam.
Di dalamnya ada rasa tanggung jawab, kekhawatiran, ketidakpercayaan, dan perlunya akan adanya pembuktian.

Tanggung jawab
Sebenernya inti maksud dari quote di atas adalah keinginan sebuah pihak untuk dapat melepaskan tanggung jawab atas pihak lain, agar pihak lain ini dapat bertanggungjawab kepada dirinya sendiri (dan Tuhan).

Kekhawatiran dan ketidakpercayaan
Lepas-melepas tanggung jawab ini mengandung unsur kekhawatiran. 'Kekhawatiran' ini tergantung pada beberapa faktor, antara lain: derajat keseriusan dari pihak yang akan melepas tanggungjawab serta resiko/akibat yang mungkin terjadi.
Contoh kasus: Seorang dokter senior tentu saja tidak akan dengan mudahnya mempercayai dokter trainee nya untuk menangani kasus penyakit serius, karena resikonya besar. Juga, tergantung apakah dokter ini serius dengan keputusannya melepas tanggungjawab, ada dokter yg strict ada yang loose, it depends...

Pembuktian
Untuk itu, pihak yang akan dilepas harus dapat membuktikan bahwa dirinya benar2 telah siap untuk dilepas.
Caranya? Dengan bukti nyata, dong.
Contoh: Untuk meyakinkan dokter senior bahwa dirinya bisa diserahi tanggungjawab untuk menangani pasien yg kritis, dokter trainee harus membuktikan bahwa dirinya capable.
Intinya: BUKTI! Bukan janji. Bukan hanya dengan kata-kata, "ya, dok, saya bisa!", tapi juga harus dibuktikan dengan bukti nyata praktik di lapangan. Mana bisa dokter senior melepas dokter trainee yang sering kali salah kasih obat ke pasien, sering melanggar prosedur, dll. Yang penting BUKTI-nya.

Sepertinya quote ini cocok untuk dipakai di mana-mana, contoh:
1. dari orangtua kepada anaknya
2. dari kakak pada adeknya
3. dari supervisor FYP kepada student FYP nya
4. dari teman yang care pada teman lainnya
5. dari pemimpin kepada anak buahnya
6. dan laen - laen dah....

*kok ada-ada aja, sih yang dipikirin!*

7 Comments:

Blogger noe2l said...

wah Dil, bisa-bisa orang yang nggak pernah diberi tanggungjawab... nggak belajar bertanggungjawab.

hmmm....

10:41 AM  
Blogger dils said...

Hmm.. bener juga, ya, Noel.
Tapi mungkin ngasih tanggungjawabnya mesti bertahap. Bagaikan orang yg blajar nyetir, nggak mungkin yg nggak bisa sama sekali langsung diserahin nyetir mobil. Paling nggak diajarin dulu, diliat perkembangannya, di dampingi pas nyetir di jalan raya, barulah fully dilepas.

11:18 AM  
Anonymous Anonymous said...

"0. dari cewek ke cowoknya!"kata bbrp cewek: punya co ganteng itu emang susah.. makan ati & rempelo!
hihihi.. mangkane ojo cemburuan!

*ayo nggosip! hihihi.. :)>-

-nn-

3:44 PM  
Blogger dils said...

nn:
wah, bener juga, nang! kok gak kepikir blas, yo?
ayo, nggosip!

4:42 PM  
Blogger dils said...

faj:
huahahahahhahahhaa...
djayus deh loe!

6:35 AM  
Anonymous Anonymous said...

betul dil kata fajar..
dari atas dulu atau dari bawah dulu..
lepas dikit2 sampe lepas semua..
yg jelas..
kalo udah, jangan lupa minta perTANGGUNGJAWABan!
bukan begitu sodari fajar?

*piss*
-nn-

8:31 AM  
Blogger dils said...

huahaha....
nang, ojo meracuni pikiran kami yg masih lugu2 ini!
dasar wong saru!

3:49 PM  

Post a Comment

« Home