Introduction
'Chemistry'. Secara umum, istilah ini dipakai untuk menyatakan kecenderungan yg mendasari hubungan antar manusia. Namun istilah ini kemudian lebih banyak diasosiasikan dengan sebuah kecenderungan yang mendasari hubungan percintaan cowok dan cewek.
Bagi yang belom tau, 'chemistry' inilah yang menyebabkan mengapa si A bisa cocok bergaul dengan si B, tapi selalu bertengkar dan tidak cocok dengan si C. Artinya antara A dan B terdapat sebuah 'chemistry' yang menyebabkan entah kenapa kok A sama B ini bisa cocok, sedangkan antara A dan C terdapat pula 'chemistry' yang menyebabkan ketidakcocokan.
Demikian pula halnya dalam cinta-cintaan, itu tuh, istilahnya anak muda jaman sekarang.
Chemistry juga inilah yang menyebabkan kenapa si A bisa suka sama si B, tapi tidak pada C, D, E, F, dan seterusnya. Tapi si A sebenernya suka juga sama orang2 yang bertipe seperti si B tadi. Makanya kadang sering kita dengar, "wah, dia mah bukan tipe gue". Jadi, seseorang bisa suka pada sekelompok orang yang memiliki sebuah tipe tertentu.
Kok bisa gitu, ya ??? Bagaimanakah kira2 penjelasan atas fenomena ini?
Demikian ini adalah hasil analisis saya, yang diperoleh dari hasil pengamatan lingkungan, pengalaman pribadi dan beberapa diskusi.
Daffo's Human Chemistry Theory - part 1
'Chemistry', yang dari asal katanya saja sudah merefer kepada nama sebuah cabang ilmu pengetahuan 'Chemistry' atau 'Kimia', maka teori2 yang akan saya gunakan untuk menjelaskan fenomena2 akan banyak merefer kepada teori2 dalam ilmu kimia ini.
Mengapa seseorang bisa memiliki rasa 'suka' terhadap seseorang/beberapa orang tertentu lainnya?
Bahwa seperti halnya unsur2/senyawa2 kimia, manusia juga memiliki afinitas (daya ikat) terhadap manusia tertentu lainnya. Contoh yang terjadi dalam dunia unsur/senyawa (level mikro): unsur emas (Aurum) hanya bisa bereaksi dengan air raja (aquaregia), sedangkan emas inert thd zat lain, asam sekalipun. Demikian halnya pada manusia. Manusia yg satu bisa suka sama yang lain, karena adanya sifat chemistry semacam yang terjadi pada level mikro tersebut. Jika pada level mikro, afinitas terjadi karena adanya daya ikat elektron2, maka masih agak misterius apa yg menyebabkan chemistry pada manusia ini. dan chemistry level mikro ini bukannya tidak mungkin di apply dalam kehidupan manusia yang notabene adalah level makronya. bukankah manusia juga tersusun oleh unsur2 pada level mikronya ?
Chemistry yang terjadi pada manusia ini, Human Chemistry, bahkan bisa bekerja meskipun tanpa adanya interaksi fisik. Ini diperoleh dari hasil pengamatan pada beberapa objek studi, yang dalam hal ini terlibat dalam sebuah hubungan yang didasari chemistry meskipun belom pernah bertemu. Dan satu lagi, human chemistry ini tak seperti chemistry level mikro, bisa searah (one-sided chemistry), i.e. yang satu suka, tapi yang satunya lagi belom tentu suka. Pada chemistry level mikro, affinitas selalu berlangsung dua arah, affinitas A yang tinggi thd B, juga berarti affinitas B yang tinggi juga thd A. *cmiiw*
Apakah chemistry ini sifatnya one-to-one mapping ataukah one-to-a-group relation?
Maksudnya, apakah chemistry pada manusia terjadi secara unique, si A bisa dan hanya bisa suka pada si B, tidak pada yang lain siapapun juga ?
Jika pada sifat unsur2/senyawa, affinitas tidak hanya terjadi thd satu jenis unsur lain, tapi juga bisa pada segolongan unsur. Nyatanya affinitas unsur2 dalam sebuah golongan yang sama (dalam sistem periodik) bekerja thd unsur2 anggota dari sebuah golongan yang lainnya. Hal ini dalam Human Chemistry, golongan ini dapat dianalogikan dengan tipe. Itu lah kenapa seseorang biasanya punya tipe2 orang yg bisa membuat dia suka. Karenanya sering kita dengar kalimat, "wah, dia mah bukan tipe gue!"
Singkatnya: it could be one to a group relationship. Lesson learnt: it is not the end of the world when you can't get somebody who you really like. There are plenty out there that can match you.
Bisakah 2 orang yang memiliki chemistry berteman/bersahabat secara purely?
Teringat pernah menjumpai topik ini di buletin board nya friendster, tepatnya mempertanyakan 'apakah mungkin cowok dan cewek berteman ?'
Teori human chemistry ini bisa menjawabnya.
Bisa saja cowok dan cewek berteman, bahkan bersahabat purely, asalkan diantara mereka tidak ada chemistry cinta diantara mereka. Seperti halnya emas dan asam, meskipun emas tercelup dan di-aduk2 dalam larutan asam, tidak akan terjadi reaksi pada mereka.
Pada 2 orang yg memiliki chemistry, akan sulit untuk benar2 berteman secara murni.
Ini sama halnya mempertanyakan hal ini: apakah mungkin mendekatkan dua jenis unsur/senyawa A dan B yang telah diketahui akan bereaksi jika dicampurkan ? Jawabannya: mendekatkan keduanya adalah sangat beresiko. Tanpa shielding yang benar2 aman, kemungkinan terjadinya percampuran adalah sangat besar. Bisa saja setetes zat A tanpa sengaja jatuh ke dalam botol B, karena adanya faktor eksternal.
Pada level makronya, pertemanan antara A dan B yang diketahui telah memiliki chemistry, akan sangat2 tidak murni. Pasti ada kalanya *dan dijamin sering* terjadi persinggungan-persinggungan di relung hati. *wataw.. bahasanya...*
Apakah salah memiliki chemistry terhadap seseorang ?
Chemistry cinta, terhadap seseorang adalah fitrah. It's inherently created to human. Akan tetapi, apakah chemistry itu terjadi pada saat dan tempat yang tepat ? Itulah yang menjadi masalah. Sama halnya seperti: Kita tau bahwa zat A dan B akan bereaksi hebat jika dicampurkan, sedangkan reaksi ini tidak/belom diinginkan terjadinya (e.g. misalnya reaksi nuklir hanya tepat bila terjadi dalam reaktor nuklir dan berbahaya jika terjadi di dalam kelas). Reaksi antara A dan B tidak dilarang, akan tetapi harus terjadi dalam reaktor nuklir, dan diatur dengan timing yang tepat sehingga reaksinya justru menjadi sesuatu yang berguna.
Dalam hal ini, pada level makronya: A dan B boleh memiliki chemistry, tapi harus melihat situasi dan kondisi apakah sudah memungkinkan untuk ditindak lanjuti. Jika belom, daripada menyebabkan hal2 yang tidak diinginkan, lebih baik dicegah saja dulu.
Karena itulah, kalo ada chemistry, dan tidak mau diteruskan akibat chemistrynya ini, sebisanya hubungannya dibatasi. maka jika ingin mencegah reaksi tsb, sebisa mungkin zat A dan B di shield seaman mungkin. Dicegah kontak antara A dan B ini tadi. Siapa yg bisa menjamin jika zat A dan B dibiarkan di tempat terbuka tidak akan bercampur ? Bisa saja karena hembusan angin, setetes zat A akan mampir ke tempat zat B ?
Juga pada manusia, siapa yang bisa menjamin jika kontak2 pertemanan diteruskan, akan menyebabkan chemistry berkembang menjadi reaksi yang tak diinginkan ?
Ada beberapa cara supaya zat A dan B bisa didekatkan tanpa kuwatir terjadi reaksi. pertama: merubah sifat unsur dari A supaya tidak punya afinitas lagi thd B. Tapi ini artinya, dalam level makronya berarti supaya A dan B yang punya chemistry bisa berteman murni, salah satu ato keduanya harus ter-attach pada yang lain. Yah, tapi ini mah tidak memecahkan masalah sebenernya. Cuman mengalihkan inti hubungan saja. Cara kedua adalah: Completely shielding. Memutus kontak antara A dan B completely. Tega2an sih, ini... cuman ya, pilih mana, resiko ditanggung penumpang.
Cara lainnya? hmm... kok kayaknya belom terpikir ya. hehehe...
Ada nggak ya cara lainnya ? hmm... yang lebih mahal sih, banyak...
ada nggak ya ??? hmm.. yang lebih mahal banyak...
*lho, kok jadi iklan Hit*
------ to be continued -------
*)
Penulis adalah mahasiswa program pascapanen double degree Jurusan Filsafat dan Robotik pada University of Outer Space, dan merupakan wartawan lepas pada harian Lepas Kontrol, dan merupakan editor tetap pada harian yang Editik dot Bayi (cucu dari cucu dari cicit perusahaannya Detik dot kom)
Bidang riset filsafat: Filsafat Psikologi-Humanis dengan Pendekatan Sains dalam Koridor Islam.
*wakakaka.... udah mirip kayak di koran2 gitu, gak ???*
*dipublish atas permintaan beberapa pihak*
*teori2 kimianya dipake agak2 loosely, soalnya udah lupa2 inget euy, udah beberapa tahun yang lalu... cmiiw*