Monday, June 06, 2005

Ayat - Ayat Cinta

Judul Novel: Ayat - Ayat Cinta
Penulis: Habiburrahman El Sirazy

Seperti yang secara eksplisit tertulis dalam judulnya, novel Ayat - Ayat Cinta berisi tentang penggambaran konsep 'Cinta' melalui tokoh utamanya. Kendatipun tema sentral dari ceritanya adalah tentang 'cinta' antara pria dan wanita, dalam novel ini secara implisit tergambar pula makna cinta dalam arti luas, i.e. cinta pada Allah swt, pada Rasul-Nya, pada orang tua, pada saudara/i seiman, pada sesama manusia, pada tetangga, dll.

Novel ini menceritakan tentang liku2 perjalanan kehidupan seorang ikhwan asal Indonesia, tepatnya dari Jawa, yang sedang menuntut ilmu program S2 Universitas Al Azhar Cairo, Mesir bernama Fahri. Tokoh utama ini digambarkan sebagai seorang yang nyaris sempurna, yaitu sangat alim, pandai, luas ilmu agamanya, bersahaja, sangat kuat dalam memegang prinsip2 agama, sangat perasa/sensitif, ramah, berpandangan jauh ke depan/visioner, hidupnya penuh perencanaan/terjadwal, aktifis dalam kegiatan ke-Islam-an. Intinya, tokoh utama ini adalah seorang muslim yang mengaplikasikan segala aturan yg disyariatkan dalam Islam, dengan selalu mencontoh pada Rasulullah SAW, para sahabatnya dan para alim ulama lainnya. Dalam kenyataan, mungkin hanya ada satu diantara sejuta orang semacam ini. Mungkin.

Karena kepribadiannya yang sangat memukau, Fahri memiliki banyak 'penggemar', diantaranya adalah Maria - seorang gadis Kristen Koptik anak tetangga satu gedung apartemen, Aisha - muslimah keturunan Jerman-Turki yang bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah insiden di atas trem, Noura - muslimah Mesir anak tetangganya yang dianiaya oleh orang tuanya sendiri, dan Nurul - muslimah Indonesia, teman sesama aktifis dan seuniversitas. Konflik2/interaksi antara Fahri dengan para penggemarnya inilah yang menyusun alur cerita.

Novel ini berhasil menggambarkan romantisme cinta dalam koridor Islam. Sebuah penggambaran romantisme yang sama sekali tidak vulgar; bandingkan dengan penggambaran romantisme pada novel karya Ayu Utami (Saman, Larung), yang begitu vulgar.

Entah mengapa saya merasa novel ini memiliki sedikit kemiripan dengan novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Tetralogi Pulau Buru - Bumi Manusia. Bumi Manusia juga merupakan novel romantis yang tidak vulgar, meskipun memang bukan novel yang islami. Konflik yang terjadi antara Fahri dan Maria, memiliki sedikit kemiripan dengan konflik antara Minke dan Annelies, tokoh2 dalam Bumi Manusia. Pada akhirnya, Maria dan Annelies menderita penyakit yang sama, semacam depresi, yang hanya bisa disembuhkan oleh orang yang dicintainya.

Penggambaran setting tentang lingkungan dan budaya Mesir begitu kuat dalam Novel ini. Penulis sangat mahir menggambarkan keadaan alam Mesir dengan musim panasnya, keadaan trem, budaya dan kebiasaan orang Mesir; saking kuatnya, seakan2 Mesir dan dinamikanya terpampang di depan mata. Tak lupa intrik2 sosial dan politik juga mewarnai cerita ini. Ternyata sama saja di mana2, selalu ada permainan kekuasaan dan uang. Semua benar-benar membuktikan betapa pahamnya penulis tentang seluk beluk Mesir dan Arab; dan kenyataannya, penulis memang telah cukup lama berdomisili di sana.

Novel ini sarat akan ilmu ke-Islam-an dan nilai dakwah. Melalui dialog2nya, di dalamnya banyak di-quote ayat2 Al Qur'an, hadits2, dan hukum2 Islam lainnya dengan menyertakan referensi. Aspek spiritualisme Islam juga tergambar dalam novel ini. Benar2 tergambar bahwa Islam adalah agama yang indah, lengkap, penuh nuansa cinta dan persaudaraan, bukan hanya dengan sesama muslim tapi juga dengan yang berbeda agama.

"Ternyata Islam itu bisa romantis juga, yah...", kata seorang Mbak.
"Yoih, Mbak, setuju banget!", kata saya setelah membaca novel ini.

Ingin tau bagaimana romantisme dalam Islam? baca saja sendiri novel ini.

nb: novel ini sangat recommended bagi yang akan menikah *wink wink*.

Terimakasih banyak Mbak, atas buku yang sangat enriching ini ;)

9 Comments:

Blogger eka said...

Surprised!
gabung dong di resensibuku@yahoogroups.com.

Dil, buku itu memang recommended sekali bagi yang belum menikah. Buat yg sudah menikah lebih baik nggak baca, nanti seperti aku nih, jadi pingin nikah lagi,..wakakaaa. Tp dgn org yg sama kok. *wink.wink*

Ditunggu resensi berikutnya, resensi textbook juga boleh. hihihi...

3:41 AM  
Blogger dils said...

Mbak Eka:
itu milis resensi2, ya Mbak?

Bener2, mbak Eka nih provokator, motivator, sejati. hahaha...

Hahaha... resensi textbook ?
Mau resensi buku Digital Image Processing ? :S *tweoweoweow*

5:04 AM  
Blogger M.A. Sanjaya said...

gak ngira... bener2 gw gak ngira kalo daffo seneng novel ginian :)
kemajuan atau kemunduran yah? hehehe

btw, ttg bukunya, gw gak suka ama happy ending dan "perfect" character

ditunggu resensinya utk Digital Image Processing yaaaa!!

8:50 AM  
Blogger dils said...

dita:
hei Dit, lagi di Jkt ato udah balik ke sgp lagi ?

sama Dit, buku ini juga bikin aku melek sampe jam 3 pagi. Itupun akhirnya dipaksa2in mesti tidur.

masanjaya:
hmm... I am cool B)
hahahaa....

resensi DIP nya hanya untuk konsumsi sendiri, wekekeke...

10:46 AM  
Blogger dils said...

uni:
waduh, sepertinya bikin resensi buku ini bisa membuka sisi2 romantisme seseorang. *prikitiuw*

mo dibahas di mesjid sebelah kantormu bersama teman sekantormu ?
*temen sekantormu yang mana ya ? yang berawalan F ?* :D

muah muah juga... *awas, entar dimarain rumetmu!*
*ngabur..*

7:33 AM  
Blogger Zubia and Yusuf's Mom said...

Wah mbak Dil, jadi pengen baca juga nih novelnya, ndak pa pa kan meskipun dah nikah?:P

Sehat kan mbak`?

6:57 PM  
Blogger dils said...

zubia's mom:

Mbak Dwi, jangan kuwatir..
novelnya aman kok...
bagi yg sudah nikah, malah lebih dianjurkan, kok...
hehehe...

5:29 AM  
Blogger tukangpot said...

are in love dear? or is it about the "dateline"? come to mama my dear... :))

9:37 PM  
Blogger dils said...

mbak Alia:
ah.. mbak Alce..
bisa aja...
hihihi.. ndak kok.... :D

12:40 PM  

Post a Comment

« Home