Sunday, October 24, 2004

Sebuah kata bernama 'Maaf'

'Maaf' begitu mudah diucapkan
Tapi belum tentu dimengerti maknanya, esensinya.
"Kalau bersalah, mintalah 'maaf', dan jangan mengulangi lagi perbuatan salah yang sama."
Begitu seharusnya, jika mengerti makna, esensi dari sebuah kata, 'maaf'.

Dulu,
Tak mudah kata 'maaf', dan juga 'terimakasih', ini terucap, olehku. Tak tahu juga kenapa.
Mungkin karena gengsi, atau... mungkin karena adanya bawah kesadaran yang menyadari akan besar dan beratnya esensi kata - kata ini.
Tak mudah untuk mengucapkan kata 'maaf', kecuali dari hati, dengan sebuah 'janji' yang tak terucap untuk tak mengulangi lagi.
Bahkan rela untuk mengganti kata 'maaf' itu, dengan sesuatu yang lain, sebagai tanda keseriusan,
dan pengertian bahwa sebenarnya kata itu belum cukup untuk meminta maaf yang sebenarnya.

Akhir-akhir ini,
Sudah mulai berubah: sudah mulai mudah mengucapkan kata 'maaf'.
Sebuah kemajuan ???
Mulai sering sebuah kata 'maaf' terucap.
Tapi perbuatan yang sama masih juga terulang.
Sebenarnya saya mengerti esensi kata itu,
tapi...
selalu ada yang menyebabkan akhirnya terjatuh dan mengulangi perbuatan yang salah itu.
Haruskah 'maaf' terucap lagi ?
Untuk kesekian kalinya.
Saya takut, 'maaf' 'memaafkan' ini hanya akan menjadi sebuah rutinitas tanpa makna.
Saya takut, 'maaf' 'memaafkan' ini hanya akan membuat hati menjadi bebal akan esensi kata 'maaf' yang seharusnya tidak seringan mengucapkannya.
Yang parah, kalo hati akhirnya menjadi bebal; Takut akan merusak bagian2 hati yang lainnya.
Takut hati ini tak lagi peka, mengeras, berkarat. Takut...

Mana yang harus dikorbankan?
Kemurnian hati, ataukah sekedar formalitas untuk membuat keadaan menjadi 'terlihat' baik-baik saja?
Jika masih tetap begini, mungkin harus mengorbankan salah satu...
Tapi masih tak rela untuk mengorbankan hatiku...


Sebuah perenungan tentang kata 'maaf'

10 Comments:

Blogger Eddy Fahmi said...

maap mpok dilla, bukannya saya sok tau bukannya saya ikut campur, tapi bener ada penyanyi homo dari inggris bilang kalo sorry itu the hardest word. dia bilang kayak gini nih:

It's sad, so sad
It's a sad, sad situation
And it's getting more and more absurd
It's sad, so sad
Why can't we talk it over
Oh it seems to me
That sorry seems to be the hardest word

12:38 PM  
Blogger dils said...

fahmi:
iya, mi...
sorry is one of hardest words..
sorry borry layaw...
hhehehe...

1:39 PM  
Blogger eka said...

Ada pepatah mengatakan: 'As we give the gift of forgiveness, we ourselves are healed (Ketika kita memberi hadiah sebuah maaf, diri kita sendiri menjadi sembuh)'.

Kalau bu Ratna Megawangi (istri Menkominfo-sofyan A Jalil) bilang: 'Hadiah terbesar yang dapat diberikan kepada diri kita sendiri, adalah memberikan maaf kepada orang-orang yang telah menyakiti kita sehingga hati bisa lebih terang. Jadi esensinya, memaafkan itu adalah hadiah untuk diri sendiri'.

Kalo menurut studi yang dilakukan Robert Enrigth and Catherine Coyle (1997) :"memaafkan dapat diajarkan dan dipelajari", dan hasilnya sangat positif. Hasil studi pada kelompok orang yang mengikuti program forgiveness education menunjukan bahwa kesehatan psikologis dan kepercayaan diri meningkat secara signifikan dibandingkan kelompok yang tidak mengikutinya.

Tapi...

Kalo pendapat pribadi: jika kesalahannya sangat prinsip al. penghianatan, penipuan, dan fitnah, memberi maaf itu suliiit sekali, paling tidak perlu waktu. After the time heals the wound, hatred goes away.
Baru deh, bisa memaafkan. Gitu kali kali yaa, tapi kalau bisa jgn liat wajahnya lagi seumur hidup. ihh!. Lho,.. kok masih marah :)

5:19 AM  
Blogger dils said...

Mbak Eka:
Iya ya, Mbak, Memaafkan itu sebenernya memberi ketenangan batin.
Kayaknya ada sesuatu yang diikhlaskan.
Mungkin anggapan saya salah, bahwa maaf memaafkan untuk hal yang sama dan sering itu bisa membuat kebal hati.
Karena kesalahan itu manusiawi.
Tapi yang jelas, 'maaf' bukan untuk dipermainkan.
Sepertinya saya ingin memberi hadiah lagi untuk diri sendiri lagi hari ini.

Btw, lho, Mbak... hihihi... ada pengalaman pribadi ya.
hehehe...

7:45 AM  
Anonymous Anonymous said...

'maaf' yg tidak untuk diulangi itu namanya 'tobat'
kalo masih 'maaf', masih boleh diulangi
>:)

kalo takut pake kata 'maaf',
masih ada bbrp kata lain yg bisa dipake:
'sori', 'sepurane', 'afwan', 'piss', 'maap', 'mangaf'

lebaran nanti waktunya obral kata maaf loh!!!
saran aja biar nanti ga pusing sendiri

piss
-nn-

3:51 PM  
Blogger dils said...

nn:
wekeke...
betul juga, nang..
mohon mangap lahir mbatin...

faj:
berrima, jeg!

7:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

wah ...
denger katanya aja ...
ma'af ... dengan menahan nafas ...
coba saja kalau mahaf .... pasti lebih ringan ...

yang terakhir ma'af ... sebab yg ngucapin gak bisa baca Ain .... jadinya hain

U N

8:26 AM  
Blogger dils said...

uni:
Iya, Ren...
Aku bukannya nggak setuju maaf-memaafkan yang sering.
Maaf-memaafkan itu bagus, asalkan bener2 niatnya tulus dari hati.
Kalo dari niatnya aja udah nggak bener2 ingin maaf-memaafkan, mending nggak usah sekalian kali ya... daripada membohongi hati nurani.
Ini lagi ngomongin 'maap'..
hehehe...

UN:
hiyah, ono ono aeee...

6:52 AM  
Blogger dils said...

v-ro:
ditrima.. ditrima...
hihihi

5:24 PM  
Blogger WeLcOmE tO mY wOrLd said...

cuma mau nambahin comment hehehe...

sama sama perasaan gw,,,
awalnya minta maaf itu adalah hal yg sulit bgt,,
tpi krna satu hal, memberanikan diri untuk bilang itu,,, tpi kayanya keseringan,,,

kayanya sama nasib gw sama yg di tulis diatas....
:(

salam kenal aja ya hehehe

9:15 AM  

Post a Comment

« Home