Sunday, November 21, 2004

Pada sebuah jendela

Pelajaran tentang kehidupan bisa didapat dimanapun, kapanpun dan dari siapa pun.
Bahkan pada sebuah jendela.

Lagi iseng2 memandang keluar, dari jendela rumah, eh, flat sendiri.

Figure 1. Pemandangan depan jendela yang diambil sambil fully berdiri.

Kok kayaknya ngerasa pemandangannya kurang asik. Ada sisi-sisi yang mengganggu keindahan pemandangan itu. Itu tuh, bagian dari blok seberang, pemandangan akan jemuran2 yang berkibar-kibar. Kan lumayan mengganggu pemandangan, tuh. Nggak rapi gitu loh, kesannya...

Trus akhirnya, masih di jendela yang sama, tapi dengan sedikit berjongkok untuk merendahkan sudut pandang. Ini hasilnya:

Figure 2. Pemandangan dari jendela yang diambil sambil agak berjongkok merendah, agak di-zoom juga sih...

Mana yang lebih bagus ? gambar yang pertama ato kedua ?

Hmm.. buat saya sih gambar yang kedua lebih bagus. Soalnya sisi2 yang mengganggu pemandangan tadi tereliminasi *kok kayak AFI ???*


Dengan sedikit berjongkok merendahkan sudut pandang, view yang keliatan justru lebih bagus. Field of view nya bergeser, dari yang tadinya meliputi bagian yang dekat, sekarang jadi hanya meliputi view yang jauh aja, yang notabene lebih bagus - pemandangan yang lebih lepas.

Sepertinya pemandangan pada jendela itu ingin mengatakan bahwa:
dunia ini akan tampak lebih indah
bila kita mau merendah.
(Pemandangan dari jendela tampak lebih indah, jika saya mau sedikit berjongkok merendahkan diri).

Dunia akan tampak lebih indah jika kita mau merendah ? Apa iya ? ah masak ?

Hmm.. sepertinya iya, sih..
Yak, lagi2 hubungannya dengan bersyukur.

Dalam hidup, kita lebih sering melihat ke atas ketimbang ke bawah. Kita lebih sering membanding2kan diri kita dengan orang2 yang keadaannya 'berlebih' dibanding kita. Yang terjadi tentu saja: ketidakpuasan, ketidakbersyukuran, rasa selalu kekurangan, iri, dengki, dll. Buntut2nya, stress gara2 dihantui perasaan2 itu. Kalo udah gitu, bagaimana bisa melihat dunia ini dengan indah ?

Melihat ke atas boleh2 saja, tapi jangan terlalu sering, kadang2 aja. Sekedar jadi motivasi untuk memacu diri menjadi lebih baik. Kepala aja kalo sering didongakkan ke atas, bisa pegel!

Lebih sering merendahkan pandangan, adalah lebih baik. Sering melihat ke bawah, agar bisa lebih sering bersyukur. Rasa syukur itu bisa menentramkan hati.
Tapi melihat ke bawah bukan untuk membuat diri jadi males2an juga. "Ah, gak pa pa kerja males2an, toh masih banyak yang lebih miskin daripada gue", hehehe.. gak bener juga, tuh.

Intinya: Melihat ke bawah, agar lebih bersyukur. Melihat ke atas, agar lebih bermotivasi dalam hidup.

Tapi memang, dunia ini akan terlihat lebih indah jika kita mau merendah....

Pada sebuah jendela - maka bacalah ayat-ayat yang tersurat dan tersirat....

11 Comments:

Blogger dils said...

uni:
wahahaha... tertampar2 kayak yang di hipnotis ???
hihihi... ato tertampar2 kalo pas ngeliat dari ketinggian ? *dzing.. dzing....*

Lagi tertampar2 kenapa nih, jeg ?

sekalian balesin msg yang di tagboard:
*gara2 sistemnya error*
Emang pemandangan dari jendelaku bagus, ren...
belom pernah liat ya ? Yang kearah kejauhan, bagus tuh, apalagi kalo lagi sore2...

mo poto2 ? ayokk...

5:18 AM  
Blogger Eddy Fahmi said...

"dunia ini akan tampak lebih indah bila kita mau merendah"iya aku pikir juga gitu dil... jalanan surabaya juga rasanya emang lebih indah kalo diliat dari dalem honda estillo yg ceper, dibanding dari jendela toyota kijang yg tinggi hihihi :D

sekalian komen tentang shoutbox, pindah doneeh napa dil? doneeh bisa reply loh.
tapi kalo besok doneeh tewas balik wdcreezz lagih heheheh :p

9:34 AM  
Blogger dils said...

fahmi:
itu mah gara2 naik sedan emang lebih enak daripada naik kijang, bukan karena pemandangannya, hahaha...
tapi gitu ya ? hmm...

kok males ya pindah2an, males angkut2nya. *pindahan rumah ???*

3:13 PM  
Anonymous Anonymous said...

bagemana kalo sengaja merendahkan diri demi meningkatkan kualitas!

12:00 PM  
Blogger dils said...

Anonymous:
menjatuhkan diri meninggikan mutu maksudnya ?
hehehe....

2:25 PM  
Anonymous Anonymous said...

halo halo.. tumben gw masuk sini..
..koreksi dikit kalau boleh: ...akan tampak lebih indah lagi kalau di photoshop dikit (ex: window frame yg di kanan di crop, dll.. ikhtiar utk membuat lebih bagus)
./yazid

8:17 PM  
Anonymous Anonymous said...

komen lagi :), on 2nd thought:
mas Anonymous yg sebelumnya:
nggak bisa merendahkan diri utk meninggikan kualitas :D secara relatif (thd klaim pribadi) mungkin kelihatan lebih tinggi.. tapi kualitas absolut ya tetap.. kecuali kalau "rendah diri" itu sendiri di hitung sbg kualitas.

dunia mungkin tampak lebih indah.. keywordnya di sini "tampak".. dunianya sendiri ya tetap nggak berubah.
./yzd lagi.

8:31 PM  
Blogger dils said...

yazid:
kok lo bisa nyampe di sini ?? hahaha...

sengaja frame jendelanya diliatin, soalnya kan emang mo ngeliatin pemandangan dari jendela.

yeap, emang di dunia ini ada sebuah nilai absolut, tapi kadang kita nggak tau nilai absolut itu. Yang manusia bisa liat hanya nilai relatifnya, tergantung sudut pandang masing2.

5:05 AM  
Anonymous Anonymous said...

iyah.. waktu lihat-lihat friendster.. eh ada url keren (formatnya meniru sebuah paten, hehehe), jadi terpanggil buat lihat..

btw, setelah di baca lagi, memang bener, walaupun di satu sisi dengan mengubah cara kita memandang suatu kenyataan tidak akan mengubah kenyataan itu sendiri, di sisi lain itu bisa menumbuhkan rasa syukur (yg menentramkan hati) & memotivasi diri utk berusaha lebih baik, yang memang perlu.

hehe.. baru 2 kali baca website ini, gw merasa lebih bijak =)
./yzd

10:19 PM  
Blogger dils said...

ooo.. dari prenster, toh..
wah, lo kerjaannya search paten yak ?
nyasar gitu dong ke sini.. hahaha...

wesss.. loe jadi bijak gitu..
bentar lagi pasti jadi bajak ... laut...
hehehe...

1:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

tempat tinggal cowok yang kamu taksir ada di foto kedua ya Dill?wis tha la,ngaku ae hehehehe....*kabur*

./paman

2:59 AM  

Post a Comment

« Home