Wednesday, November 23, 2005

Pengaruh tontonan audio visual, TV

Di TV sini ada sebuah serial dokumenter menarik yg saya suka, yaitu tentang penelitian thd perkembangan anak2 yang berjudul "Children of our time", disiarkan setiap hari Kamis malam jam 10. Penelitian ini dilakukan terhadap beberapa orang anak (kalo gak salah sekitar 20-an). Isinya, dalam serial dokumenter ini, para objek penelitian diamati perkembangannya sejak dari dalam kandungan sampai dengan berusia 20 - 25 tahun; penelitian ini dilakukan di UK. Tiap minggu dibahas tentang aspek2 yang berbeda2. Menarik!

Dalam salah satu episodenya dibahas tentang pengaruh tontonan TV thd anak.
Pada bagian pertamanya ditunjukkan pengamatan thd hewan, akan pengaruh televisi. Hewan yang sedang diamati kali itu adalah IKAN. Ikan, sodara2! Oh iya, bukan ikan tempe ataupun tahu.

Dalam pengamatan ini, SEEKOR ikan diletakkan di dalam akuarium dan dibiarkan berenang2 sendirian. Kemudian dijatuhkan ulat kecil2 dengan maksud memberi makan pada ikan itu. Ternyata ikan tersebut diam saja, tidak bergeming mengejar ulat2 yg dijatuhkan; meskipun dijatuhkan dekat dengannya. Sepertinya sang ikan tidak mengerti bahwa ulat2 itu untuk dimakan.

Setelah itu, sebuah televisi didekatkan ke akuarium sang ikan. Televisi itu sedang menampilkan siaran ttg seekor ikan dalam akuarium juga; ikan dalam TV tampaknya sejenis dengan ikan yg di akuarium itu. Ikan dalam TV tampak sangat aktif mengejar dan memakan ulat2 yang yang dijatuhkan dalam akuariumnya. Siaran ini 'ditonton' oleh ikan dalam akuarium untuk beberapa saat. Tak lama kemudian, ulat2 kecil dijatuhkan lagi ke dalam akuarium yg beneran. Dan ternyata, ikan yg tadinya kalem dan cuek sama ulat2 itu, jadi berubah aktif mengejar dan menyantap ulat2 itu. Meniru ikan yang di TV. Amazing! Bahkan seekor ikan pun bisa terpengaruh oleh tontonan di TV sodara2!

Bagian tadi adalah prolog sebelum melangkah ke pengamatan selanjutnya terhadap objek penelitian anak2 (manusia tentunya). Beberapa orang anak (kira2 berusia 3-4 thn) di tempat dan waktu yang terpisah didudukkan dihadapan TV. Mereka dibiarkan melakukan apapun sesuka mereka, tapi TV dibiarkan tetap menyala. TV saat itu sedang menampilkan siaran tentang cara merakit sebuah mainan sederhana (memasukkan sebuah bola plastik ke dalam botol plastik besar dan menutupnya dengan sebuah penutup botol bertangkai). Kala itu anak2 tsb tampak memperhatikan siaran TV sambil lalu saja, sambil asik dengan kegiatannya sendiri2; ada yang sambil main boneka, ada yang sambil lari kesana kemari, dsb. Setelah siaran selesai, anak2 itu disodori seperangkat mainan sama seperti yang ditunjukkan di TV yg habis ditontonnya. Mainan itu belum dirakit, masih lepas2. Ajaib, ternyata semua anak dapat merakit mainan itu dengan sempurna! Hebat, meskipun tampaknya mereka menonton dengan tidak serius.

Benar2 hebat deh, TV; atau lebih tepatnya sarana komunikasi visual.
Tak heran anak jaman sekarang jadi lebih cepat 'besar' dengan siaran TV yang lebih cocok untuk orang 'besar' daripada anak2. Owalah nak, nak.. masih kecil kok ujiannya udah berat, yah...
Beruntunglah mereka yang waktu kecilnya cuman ada channel TVRI. huehehe...

7 Comments:

Blogger M.A. Sanjaya said...

jam satu lebih tujuh belas dini hari,
tv dah mati, internet masih nyala.

tadi liat orang akrobat dengan roda satu di atas tali setinggi 2mtr dari tanah. koq aku blom bisa niru dia ya? dah ketuaan kali yah....

6:06 PM  
Blogger dils said...

masanjaya:
hahahahhaa...
kok kamu ndak bisa niru dia njak ?
pasti ada yg salah, deh..
masak kalah sama ikan ?
hahahaha...

1:06 PM  
Blogger doe koer said...

20 tahun lalu,
seorang anak kecil maen deket tv ketika acara cerdas cermat diputar di tvri.
Saat yang lain, ketika acara ria jenaka diputar di tvri

20 tahun kemudian,
anak tersebut kuliah di spore, jagoan bikin banyolan garink

tebak, siapa dia ?

1:46 AM  
Blogger dils said...

doe koer:

jawabnya: somebody you know !
*ya jelas lah, kalo gak tau kok bisa ngasih tebakan*

1:32 PM  
Blogger eka said...

nuri dan syifa udah hampir setahun lho gak nonton TV saking mamanya paranoid sama acara TV yg makin ngawur. Awalnya protes, tp lama2 terbiasa... dan udah bisa bilang "lebih enak baca buku deh"

3:16 PM  
Blogger dils said...

(mbak) eka:
wah, hebaaaat...
Kalo mau nonton tivi yang bermanfaat ya nonton channel pengetahuan aja, kayak discovery channel, national geographic, keren2 tuh siarannya.
Bisa melatih basa inggris juga...

3:26 PM  
Blogger tukangpot said...

duh kebayang ponakan gue nonton sinetron karya raam punjabi :(( bisa2 pinteran dia daripada auntienya yg kuper ini :))

amit2! jauhkan punjabi's effect = pembegoan masal! :))

12:49 PM  

Post a Comment

« Home